Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

17 November, 2008

Dampak GAME

  1. Secara Umum

Bicara masalah dampak pasti ada segi positif dan segi negatif. Dampak game dari segi positif adalah bersifat menghibur dan mengembangkan daya kreasi manusia.

Menghibur disini mengandung arti bahwa dengan bermain game kita dapat mengurangi ketegangan akibat aktifitas kita sehari-hari dan membuat kita sedikit rileks. Mengembangkan daya kreasi mengandung arti mengembangkan daya imajinasi seseorang sampai batas tidak tertentu.

Dampak dari segi negatif yaitu dapat merusak kepribadian seseorang, mempengaruhi jalan pikiran seseorang serta membentuk karekter baru dalam diri seseorang.

  1. Secara Khusus

Dampak game secara khusus dilihat dari objek yang mengalaminya. Disini objek yang ditekankan oleh penulis adalah civitas akademika tempat dimana penulis mengabdikan ilmu yang telah diperoleh.

Penulis mencoba membagi objek yang mengalaminya adalah sebagai berikut :

Ø Anak-anak berusia dibawah 13 tahun s.d 5 tahun

Dampak negatif yang ditimbulkan bagi anak-anak dibawah usia 13 sampai dengan 5 tahun banyak sekali. Seperti beberapa petikan berita dibawah ini.

Dokter Gavin Cleary dari Rumah Sakit Anak Great Ormond Street di London, mengigatkan kalangan orangtua agar mewaspadai anak-anaknya yang sering memainkan game semacam ini. “Kami percaya, dengan meningkatnya jumlah anak-anak yang bermain dengan game ini, harus ada perhatian pada dampak kesehatan yang ditimbulkan,” ujar Cleary.

Sindroma tangan bergetar semacam ini diderita oleh kalangan pekerja yang menggunakan alat-alat industri dalam waktu yang lama.

Jika seorang anak bermain game komputer lebih dari tujuh jam sehari, dirinya akan mengalami rasa sakit dan kaku di bagian tangan. Jika diteruskan, anak-anak akan menderita sindroma tangan bergetar tadi. [1]

GloriaNet: Anak atau keponakan Anda kecanduan bermain game di komputer? Berhati-hatilah, karena dapat berakibat kerusakan otak. Hal yang mengkhawatirkan ini dinyatakan oleh Profesor Ryuta Kawashima dari Universitas Tohoku Jepang. Ia menegaskan bahwa jika anak-anak dijejali aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya. Demikian dilaporkan Strait Times baru-baru ini.


Menurut Ryuta, game komputer hanya akan menstimulasi sebagian otak yang mengontrol fungsi penglihatan dan gerakan. "Bagian lain di otak yang juga punya fungsi penting tidak tersentuh sama sekali, sehingga tidak terbantu perkembangannya oleh game komputer tersebut," lanjut Ryuta.


Jika terlalu banyak bermain game, menurut hasil penelitian Ryuta, maka bagian otak depan tidak akan berkembang. Bagian otak depan merupakan fungsi vital karena mengontrol perilaku dan emosi serta mengembangkan daya ingat dan proses pembelajaran. Bahkan stimulasi aritmatika juga terletak di bagian ini.
[2]

www.indomedia.com/intisari/1999

……..Di Indonesia belum ada penelitian mengenai pengaruh tayangan kekerasan terhadap perilaku anak. Ini tentu membuat semakin sulit untuk mengatakan bahwa tayangan televisi berpengaruh terhadap perilaku anak. Sementara, meski masih simpang siur, peneliti di luar sudah menyimpulkan ada korelasi - untuk tidak menyebut penyebab - antara tayangan kekerasan dengan perilaku anak. Sebuah survai pernah dilakukan Christian Science Monitor (CSM) tahun 1996 terhadap 1.209 orang tua yang memiliki anak umur 2 - 17 tahun. Terhadap pertanyaan seberapa jauh kekerasan di TV mempengaruhi anak, 56% responden menjawab amat mempengaruhi. Sisanya, 26% mempengaruhi, 5% cukup mempengaruhi, dan 11% tidak mempengaruhi.

Hasil penelitian Dr. Brandon Centerwall dari Universitas Washington memperkuat survai itu. Ia mencari hubungan statistik antara meningkatnya tingkat kejahatan yang berbentuk kekerasan dengan masuknya TV di tiga negara (Kanada, Amerika, dan Afrika Selatan). Fokus penelitian adalah orang kulit putih. Hasilnya, di Kanada dan Amerika tingkat pembunuhan di antara penduduk kulit putih naik hampir 100%. Dalam kurun waktu yang sama, kepemilikan TV meningkat dengan perbandingan yang sejajar. Di Afrika Selatan, siaran TV baru diizinkan tahun 1975. Penelitian Centerwall dari 1975 - 1983 menunjukkan, tingkat pembunuhan di antara kulit putih meningkat 130%. Padahal antara 1945 - 1974, tingkat pembunuhan justru menurun (Kompas, 20-3-1995).[3]

Dari beberapa kutipan berita diatas dapat disimpulkan bahwa game komputer dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi anak. Disinilah peran orang tua sangat berperan sekali dalam mengontrol permainan game milik si anak. Dampak negatif yang jelas adalah pemborosan waktu dan uang disamping dampak positif yang hanya bersifat hiburan dan pelarian waktu si anak.

Ø Remaja umumnya dan Civitas akademika khususnya.

Remaja dimaksudkan disini adalah berusia dibawah 20 tahun sampai dengan 13 tahun. Remaja adalah masa-masa pertumbuhan dari anak menuju ke dewasaan. Dengan mempertimbangkan hal diatas maka dapat dikatakan kalau remaja merupakan masa yang paling rawan terhadap perubahan tingkat kehidupan sosial seseorang.

Beberapa dampak dari game yang penulis dapat dari berbagai sumber informasi di internet akan dilampirkan dibawah ini.

GloriaNet - Akibat sering kalah dalam permainan komputer, seorang gadis berusia 17 tahun ditembak lawan mainnya. Menurut kepolisian, pelaku adalah teman sekelas, yang sering dikalahkan dalam game komputer. Hal ini terjadi di Filipina. Demikian berita yang dilansir Philippine Star, beberapa waktu lalu.


Veronica Galang, korban tersebut, ditembak pas di mata, di depan rental komputer di kota Quezon. Rental tersebut merupakan tempat mereka bermain game komputer. [4]


Meninggal Gara-gara Game

Bhinneka.com ,03 Jun 2002


Seorang remaja Hongkong tewas setelah sepuluh jam bermain game online Diablo II. Dari pemeriksaan yang dilakukan, ternyata permainan tersebut mengakibatkan gangguan pada jantung. Bisa dikatakan kalau permainan game online ini adalah yang paling lama dan panjang dalam sejarah.


Remaja yang bernama Lei Pui Sang yang berusia 17 tahun harus merelakan nyawanya demi untuk memecahkan recor bermain game online paling lama. Dokter yang memeriksanya menjelaskan karena jantungnya mengalami gangguan akibat kelelahan yang amat sangat secara terus menerus dan konstan selama permainan game tersebut berlangsung. Lei ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri, dan dari mulut dan hidungnya mengeluarkan darah.


Lei menurut keluarganya adalah seorang maniak game online. Lei menghabiskan 22 jam untuk bermain internet dan game dan sisanya untuk tidur. Karyawan ditempat permainan game, mengakui kalau Lei belakangan ini terobsesi untuk memecahkan rekor bermain paling lama.


Selain itu dilain pihak, di Thailand ditemukan juga seorang gadis remaja yang menggantung dirinya sendiri karena merasa frustasi atas game yang dimainkannya. Siriwan Khao-snoh yang berumur 12 tahun, remaja yang sedang tergila gila pada Play Station Game khususnya Bomber Man memang merasa frustasi karena tidak menyelesaikan permainan tersebut.



[

Related Posts by Categories



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas Kunjungannya